akhir dari genggaman estetika dan kiamatnya definisi (catatan pameran seni rupa- kom.un.al.par.ty)

seni dan kita mati sama - sama
(lakban di  dinding tembok BAAKSI)


bukan sebuah pajang karya maupun pameran seni rupa yang sesungguhnya, melainkan hanya sebuah catatan yang lahir dari situasi  kampus yang tidak menentu (STSI menjadi ISBI), tulisan-tulisan pilox di tembok bertuliskan "pendidikan untuk kemerdekaan" dan hari ini: revolusi esok hari"  sudah di hapus oleh pekerja bangunan.

sebuah instalasi  "kepada apa" di depan gedung BAAKSI :  kaca-kaca yang berserak dan di dalamnya terdapat surat undangan sosialisasi ISBI dari rektor STSI kepada seluruh civitas akademik tentang undangan sosialisasi ISBI, sebuah patung perempuan yang tertidur dengan selimut kain dan mata yang di ikat kain merah dengan bantal kepala bata yang membentuk sebuah tungku pembakaran di atas jendela kaca, sebuah papan krambol dengan bata dan tulang domba. namun pagi tadi sudah di bongkar oleh pekerja bangunan.


" Masa depan kau dirajam sepi"
(lakban di kramik pintu masuk)

tak ada apapun di dalam ruang tersebut, seperti sebuah lubang kuburan yang pekat, hanya ada para pekerja bangunan yang sedang menyelesaikan pembanguan. para pekerja pembangaun yang sedang bekerja itulah mungkin yang dinamakan "kom.un.al.par.ty"
sebuah performace teks atau culture club.

"dimana alamat seni?"
(lakban di lantai kramik di tengah ruangan gedung BAAKSI/ eks rektorat lama)

10/10/2014

John Heryanto
Sidikat Mahasiswa STSI Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Auto Performance: TUHAN, SENI & KAMU

SEBUAH KAIN DI MESIN JAHIT (Catatan Skenografi Pertemuan dalam Lubang Jarum)

monolog dekontruksi: Hati Yang Meracau