TEATER ABAD RENAISANCE


 oleh: John Heryanto

PROLOG

Di akhir abad tengah kehidupan masyarakat eropa mengalami perubahan terutama mulai pola pikir dan pola hidup yang lebih memandang pada kehidupan manusia itu sendiri dan tidak lagi melihat segala sesuatu berdasarkan surga atau neraka. Keadaan semacam ini merupakan semangat gerakan humanism yang menjadi gerakan dasar Renaisan dan menjadi bahan analisis saat itu. Berkembang nya semangat humanism menunjukan menurunnya dominasi gereja yang di gantikan oleh pengaruh ilmu pengetahuan. Pengaruh ilmu pengetahuan menyebabkan hilangnya cara berpikir ortodok dan skolastik, dan lebih mengarah pada masalah estetika dan moral kemanusiaan.

LATAR BELAKANG

Sejarah abad ke 14 sampai 16 banyaknya penemuan-penemuan penting seperti mesin,kompas, mesin cetak dan lain-lain. Penemuan tersebut mengakibatkan penemuan besar dikalangan masyarakat seperti masyarakat feodal menjadi masyarakat modal besarnya kekuatan modal pada akhirnya mampu membiayai perjalanan bangsa Eropa keluar dari wilayahnya untuk menjajah bangsa-bangsa di benua Asia, mengambil rempah-rempah dan kekayaan lainnya, sekaligus menambah pengetahuan dan penelitian mereka tentang bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, menunjukan adanya kemajuan dibidang intelektual, kesusastraan dan kebudayaan. Semangat baru muncul untuk menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik.
Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.
Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang tehnik dan kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol. Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu pandangan yang biasa disebut dengan suatu pandangan yang bisa disebut renaisan yang berarti kelahiran manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru yaitu semangat humanis.


DASAR GERAKAN RENAISANCE

“Dari individualisme menuju humanisme”
Kebudayaan Raissans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpikir sejumlah tokoh Abad Pertengahan. Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi dijelaskan. Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan manusia sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara kota atau masyarakat Yunani Kuno). Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena penekanannya pada individualisme. Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan.  Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.

Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam (Pico Della Mirandola). Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam segala hal. Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan Humanisme Renaissans adalah manusia universal (Uomo Universale). Gerakan inilah yang menjadi momentum bagi perubahan sikap dasar kebudayan barat.

TEATER DI ABAD RENAISANCE

Renaisans adalah zaman kelahiran-kembali manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru sebagai manusia universal.

ITALI (Commedia dell’art)
Pada dasarnya renaisans muncul pertama kali di Italia. Seniman Itali memprodukksi karya seniman-seniman besar seperti Plautus, Seneca, Terence, Aristiopanes, Sopocles, Aeschytus. Karya kritikus sastra seperti Horatio: Art of Poetry dan karya Aristoteles: Poetics juga bentuk teater Yunani dan Romawi berdasarkan karya Vitruvius yaitu de architectura yang ditemukan pada tahun 1414 dari hasil penelitian dan dicetak ulang thun 1486.
Pada saat ini Italia tidak banyak mencipta karya-karya besar karena para seniman lebih memusatkan perhatian pada kerja reproduksi karya klasik. Meskipun demikian Italia memiliki konvensi pertunjukan yang sangat berpengaruh pada perjalan teater di Eropa yaitu bentuk panggung proscenium, bentuk scenery persfektip, dan Commedia dell’art

Di zaman Renaisans Italia, teater dimainkan di istana dan akademi. Sedangkan bentuk teaternya klasik atau imitasi. Oleh sebab itu derama yang ada, disebut commedia erudite atau drama pengetahuan, yang di bedakan dengan drama popular dan non sastra, Commedia dell’art.
Ciri-ciri drama pengetahuan tersebut sebagai berikut: memiliki kecendrungan klasik, meneruskan warisan abad tengah, membangkitkan rasa nasionalisme dengan dialog setempat, melakukan eksperimen bentuk pertunjukan, memperkaya pertunjukan drama dengan filsafat. Terdapat tiga pertunjukan yang dikembangkan yaitu tragedi, komedi dan pastoral (Brockett,1964)
Drama Pastoral adalah drama yang mengisahkan percintaan para gembala di daerah pedesaan. Dibandingkan dengan abad pertengahan, bentuk drama neo klasik lebih memiliki kejelasan struktur cerita. Terdapat sebuah bentuk pertunjukan baru yang mempergunakan topeng dan muncul dari kalangan istana yaitu intermezzi atau intermeso. Subjek cerita berasal dari mitologi dan kehidupan keseharian. Kostum dan seting cerita sangat imajinatif, misalnya tokoh Perceus naik kuda terbang yang bertarung dengan raksasa laut. Setiap adegan merupakan symbol dari penguasa dan musuh-musuhnya. Adegan musik dan tari mendominasi pertunjukan. Intermeso kemudian berkembang menjadi opera dan akhirnya bentuk ini sangat digemari dan menjadi bentuk pertunjukan di Itali. Konvensi Opera adalah gabungan antara mitologi, musik, tari dan dialog yang diungkapkan melalui media seni suara.

Bentuk pentas Renaisans Italia merupaka gabungan antara bentuk pentas Virtuvius dengan bentuk perspektip baru. Arsitek yang menciptakan kebaharuan tersebut adalah Sebastiano Serlio. Gagasannya dinamakan bentuk Serlian yang banyak diikuti oleh seniman ketika itu dan akhirnya menjadi cirri bentuk pentas Reanisans. Gabungan tersebut berbentuk façade roma .  
Grup pertunjukan commedia dell’art yang terkenal adalah The Gellosi dan The Accesi. Namun demikian bentuk pertunjukan ini semakin lama mengalami penurunan meskipun pengaruhnya di Eropa sangat luas. Penyebabnya adalah tak adanya struktur cerita yang kuat dan mendalam, yang mampu member kebaruan ragam peanfsiran. Namun di Prancis bentuk ini mengalami kejayaan dalam bentuk komedi Moliere.

PERANCIS ( Komedi Moliere)

Prancis abad 17 adalah abad teater. Teater Perancis merupakan kepanjangan atau penerus Teater Abad Pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatic, bersipat seremonial dan ritual kemasyarakatan. Kecenderungan pembuatan naskah merupakan gabungan drama-drama klasik dan tema-tema social yang dikaitkan dengan budaya piker kaum terpelajar.
Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrem dan  mengembangkan bentuk baru tragedi Klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat dan santun. Klasisime baru ini merupakan kejayaan dari kesederhanaan dan penuh aturan yang mengurangi unsur kerumitan juga kebingungan. Saan inilah manusia telah jenuh dengan pertikaayan antar agama (Katolok melawan Protestan) dan para bangsawan melawan raja. Paris telah siap lagi lahirnya zaman pemikiran dan bagi kemunculan drama-drama heroik dimana dorongan kekerasan individu dan nilai-nilai konflik digunakan untuk mengontrol harmoni.
Perkembangan Teater Prancis terbagi menjadi 3 priode:
1.      Priode Teater Keliling  dengan Banyolan (1660-1661)
2.      Priode Teater Klasik (1661-1685)
3.      Priode Teater dengan Pengaruh Filsafat (1685-1715)

INGGRIS (TEATER ELIZABETH)

Selain gerakan humanism, di Eropa terdapat suatu gerakan yang dinamakan reformasi. Gerakan reformasi adalah gerakan yang menginginkan pelaksanaan upacara keagamaan yang menginginkan pelaksanaan upacara keagamaan yang lebih bersipat pribadi dan dilakukan secara lebih sederhana. Berkat adanya percetakan , dapatlah dibuat sebuah kitab suci dalam bahasa nasional yang dapat dipelajari tanpa perantaraan pendeta. Akibatnya, naskah berbahasa Latin diubah ke dalam bahasa Inggris. Naskah-naskah drama pun kemudian dapat ditulis dalam bahasa Inggris.
Perkembangan drama nasional mengalami puncaknya pada zaman pemerintahan Ratu Elizabeth dari Dinasti Stuart (1580-1640). Hal-hal yang menyebabkan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut, pertama, naskah berbahasa Latin diganti dengan bahasa Inggris, sehingga memudahkan pembaca. Kedua, adanya sekolah-sekolah drama di universitas-universitas yang mempelajari dan mementaskan drama-drama Yunani dan Romawi dalam bahasa Latin. Ketiga, tema dan latar belakang cerita drama saat itu berasal dari cerita klasik yang ditulis ulang kedalam bahasa Inggris.  Pengaruh cerita Klasik sangat dominan, dan masyarakat sangat menyukai jenis-jenis drama semacam itu.

DAFTAR TOKOH  PADA  MASA RENAISANCF
Bidang seni dan budaya
  • Albrecht Dührer (1471-1528)
  • Alexsandre Hardy (1575-1631)
  • Ben Johnson (1572-1637)
  • Desiserius Eramus (1466-1536)
  • Donatello
  • Giraldi Chinthio (1504-1573)
  • Giangiorgio Trissino (1487-1550)
  • F. Beaumont(1584-1616)
  • Hans Holbein (1465-1506)
  • Hans Memling (1430-1495)
  • Hieronymus Bosch (1450-1516)
  • Josquin de Pres (1445-1521)
  • John Flecter (1579-1625)
  • Leonardo da Vinci (1452-1519)
  • Lucas Cranach (1472-1553)
  • Lodovico Ariosto (1471-1533)
  • Michaelangelo (1475-1564)
  • Nicolo Machiavelli (1469-1527)
  • Perugino (1446-1526)
  • Raphael (1483-1520)
  • Sandro Botticelli (1444-1510)
  • Tiziano Vecelli (1477-1526)
  • Torquato Tasso (1544-1573)
  • William Shakespeare (1564-1616)
Penjelajahan
  • Christopher Columbus (1451-1506)
  • Ferdinand Magellan (1480?-1521)
Ilmu pengetahuan
  • Johann Gutenberg (1400-1468)
  • Nicolaus Copernicus (1478-1543)
  • Andreas Vesalius (1514-1564)
  • William Gilbert (1540-1603)
  • Galileo Galilei (1546-1642)
  • Johannes Kepler (1571-1642)

EPILOG
Semangat Renaisans adalah semangat perubahan demi kelahiran sebuah kehidupan yang baru yang bersumber dari individualism menuju humanism dan reformasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Auto Performance: TUHAN, SENI & KAMU

SEBUAH KAIN DI MESIN JAHIT (Catatan Skenografi Pertemuan dalam Lubang Jarum)

monolog dekontruksi: Hati Yang Meracau